Translate

Minggu, 07 April 2013

2-feniletil heptanoat dan Obat TB

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Weber dkk (2008) yang menemukan bahwa senyawa 2-feniletil butirat dapat meningkatkan sensitivitas antibiotik etionamid (ETA), maka kami tertarik untuk meneliti tentang senyawa analog 2-feniletil butirat yaitu 2-feniletil heptanoat apakah senyawa tersebut dapat meningkatkan sensitivitas antibiotiknya atau malah sebaliknya.

Menurut weber dkk (2008), senyawa 2-feniletil butirat berperan dalam mencegah konversi enzim yang mengaktifkan ETA dalam tubuh (yaitu enzim ETHA) karena etionamid merupakan suatu prodrug yang mana akan berfungsi jika ada enzim pengaktifnya. 

Dalam penelitian kami ini, mula-mula kami mensintesis 2-feniletil heptanoat kemudian kami mengkombinasikannya dengan masing-masing 3 jenis obat anti TB yaitu etionamid, isoniazid (INH) dan streptomisin (SM) yang kemudian diuji MICnya. Alasan memilih INH dan SM adalah karena obat tersebut resistensinya sangat besar.

Gambar 1. Mekanisme reaksi pembentukan 2-feniletil heptanoat

Kami mensintesis dengan metode esterifikasi langsung menggunakan katalis asam sulfat (H2SO4) dengan sistem reflux lembut. Hasil yang diperoleh cukup murni yang diprlihatkan oleh hasil uji FTIR dan H-NMRnya. Meskipun demikian, rendemennya masih rendah oleh karena itu disarankan menggunakan metode lain misalnya dean strack and trapping.


Gambar 2. Hasil Uji FTIR

Gambar 3. Hasil Uji H-NMR

Setelah itu, di uji MICnya menggunakan medium cair MGIT. Kami memilih MGIT karena waktu pengujiannya relatif lebih singkat dibandingkan jika kami menggunakan medium padat seperti medium OGAWA dll. Hasil yang diperoleh:




Hasil diatas memperlihatkan bahwa INH dan SM dapat ditingkatkan sensitivitasnya sedangkan ETA belum. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yang pertama, penggunaan DMSO sebagai pelarut karena etionamid tidak larut dalam air sedangkan medium MGIT lebih umum menggunakan pelarut air. Hal ini juga berkaitan dengan sifat dari senyawa 2-feniletil heptanoat yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu agar hasil yang diperoleh lebih baik, disarankan juga menggunakan medium konvensional (medium padat misalnya medium Ogawa, medium LJ dan lain-lain). Selain itu modifikasi penentuan konsentrasi obat dan konsentrasi 2-feniletil heptanoat juga menjadi sesuatu yang harus diperhatikan.

Penelitian ini dilakukan di bawah bimbingan bapak Dr. Firdaus, MS (Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin) dan bapak Prof. Dr Ahyar (Guru Besar Biokimia Universitas Hasanuddin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar