28 Juni 2013
Untuk menjaga terumbu
karang dari kepunahan,dibutuhkan pengurangan emisi karbon dioksida, seperti
yang dikatakan oleh mahasiswa baru dari Carnegie, Katharine Ricke dan Ken
Caldeira. Mereka menemukan bahwa keberadaan terumbu karang akan hilang oleh
kondisi kimia samudra di akhir abad jika peradaban ini masih banyak menimbulkan
emisi.
Terumbu karang dibutuhkan
untuk biodiversity kehidupan laut dan merupakan penyokong ekonomi berbagai
komunitas. Tetapi sangat sensitive untuk merubah dalam kimia laut hasil dari emisi gas rumah
kaca, menghasilkan polusi, air hangat, pengembangan
berlebihan dan ikan yang berlebih dalam satu area.
Ricke dan Caladiera dari institute
Piere Simon Laplace dan universitas Stanford dengan focus pada asidifikasi air
laut pada lingkup terumbuh kaarang dan bagaimana efeknya terhadap kemampuannya
bertahan hidup.
Banyak terumbu karang
menggunakan mineral yang disebut aragonite untuk membuat rangkanya. Itu secara
alami terbuat dari kalsium karbonat, CaCO3. Ketika karbon dioksida
dari atmosfer diserap oleh laut, akan membentuk asam karbonat (seperti soda), membuat laut semakin asam dan
menaikkan pH laut. Peningkatan keasaman akan sulit untuk beberapa organism laut
untuk pertumbuhan kerang dan kerangka dan mengancam kelangsungan hidup terumbu
karang di belahan dunia.
Menggunakan hasil
simulasi yang menggambarkan model canggih, Ricke, Caldeira dan co-author
menghitung kondisi kimia laut yang akan terjadi dibawah scenario akan datang
dan menentukan apakah kondisi kimia ini dapat menopang pertumbuhan terumbu karang.
Ricke mengatakan “ hasil
penelitian kami memperlihatkan jika kami melanjutkan menambah emisi, pada akhir
abad ini tidak akan ada air di laut yang
akan sesuai untuk pertumbuhan terumbuh karang".
Pengurangan emisi menjadi
penting muntuk mempertahankan kehidupan karang.Untuk menjaga terumbu
karang, kita membutuhkan sistem transformasi energy yang tidak menjadikan udara dan laut sebagai
tempat pembuangan polusi.
terumbuh karang di Florida